Informasi di blog ini hanyalah sekedar untuk tujuan informatif yang bersifat umum, Silahkan konsultasikan penyakit dan keluhan kesehatan Anda kepada ahlinya
loading...

SEHAT DENGAN DIET

Tubuh langsing adalah dambaan setiap wanita. Tak heran banyak wanita yang rela melakukan diet yang menyiksa sekalipun, demi mendapatkan tubuh langsing. Padahal diet yang super ketat dan menyiksa, hanya akan membuat stress bahkan bisa jatuh sakit.

Dewasa ini, beragam jenis diet ditawarkan. Tapi cara diet yang bagaimana terbaik untuk tubuh. Dengan diet yang benar, berat badan jadi seimbang, tubuh pun sehat. Perempuan sering salah kaprah mengartikan diet. Banyak yang beranggapan, cara ampuh untuk menurunkan berat badan adalah lewat diet yang diartikan sebagai “puasa” atau mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi.

Asumsinya, dengan mengurangi jumlah asupan makanan sebanyak mungkin, akan mempercepat penurunan berat badan menuju berat yang diinginkan. Padahal, menurut dr Luciana B Sutanto, MS, SpGK, pengertian diet tidaklah sesederhana itu. “Diet sebenarnya mempunyai arti kombinasi makanan dan minuman di dalam hidangan makan yang dikonsumsi sehari-hari. Jadi, mengatur makan dengan pola yang sehat,” papar spesialis gizi klinik ini.

Ada begitu banyak metoda diet untuk menurunkan berat badan yang tersedia. Dari the Atkins Diet (diet rendah karbohidrat), the Cabbage Soup Diet, the Grapefruit Diet, the South Beach Diet, the Balance Diet, dan lain-lain. Dari sekian jenis diet, Lucia menilai, yang terbukti terbaik adalah balance diet atau diet gizi seimbang. “Diet seimbang memberikan gizi seimbang yang diperlukan tubuh dan memenuhi kebutuhan metabolisme normal,” ungkapnya.

Diet yang benar, lanjut Luciana, adalah tetap mengkonsumsi makanan dengan komposisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah seimbang. Tentu saja dengan total kalori yang lebih rendah dari yang biasa dikonsumsi, sehingga tubuh akan menggunakan simpanan energi tubuh, yaitu lemak tubuh, baik yang berlokasi di bawah kulit maupun yang berada di dalam tubuh (lemak viseral). Dengan hilangnya massa lemak tubuh, maka akan terjadi penurunan berat badan.

Luciana mengingatkan, diet untuk menurunkan berat badan dengan mengurangi asupan karbohidrat atau lemak tidak bisa dilakukan sembarangan. Mengurangi salah satu makronutrien (karbohidrat atau lemak, misalnya) harus disesuaikan dengan asupan sehari-hari.
Luciana mencontohkan, mengurangi asupan lemak pada orang yang konsumsi lemaknya sehari-hari tinggi karena hobi makan kerupuk dan cemilan goreng, pasti hasilnya bagus, berat badan bisa turun. “Tapi, pada orang yang sama, jika karbohidratnya yang dikurangi, maka dietnya menjadi tidak seimbang. Berat badan juga belum tentu turun, tergantung kalori total yang dikonsumsi atau dikurangi. Demikian juga sebaliknya, jika riwayat asupan sehari-hari konsumsi karbohidrat tinggi, untuk mengurangi berat badan ya harus mengurangi asupan karbohidratnya,” bilangnya. Yang harus diketahui, menerapkan metode diet yang salah dapat mengakibatkan target menghilangkan massa lemak tubuh tidak tercapai. Ini karena penurunan berat badan bukan diakibatkan hilangnya massa lemak, melainkan cairan tubuh atau massa otot. Memilih jenis diet juga harus disesuaikan dengan keadaan tubuh. Misalnya, jenis diet yang menganjurkan konsumsi tinggi protein kurang menguntungkan bagi orang tua, karena fungsi ginjal orang tua biasanya sudah mulai menurun. Ditambah lagi jika ada gangguan ginjal yang menyertai. Contoh lain, diet sangat rendah kalori justru akan mengganggu aktivitas fisik orang yang bekerja, karena dengan konsumsi sangat rendah kalori, kebutuhan tubuh tidak akan tercukupi. Akibatnya, tubuh jadi kurang segar dan malah tidak bisa berkonsentrasi.

Idealnya, lanjut Luciana, jika ingin menurunkan berat badan dengan mengatur pola makan, harus dilakukan analisis asupan dulu. Dengan analisis asupan, makanan yang dikonsumsi sehari-hari dihitung. Dari penilaian tersebut akan tampak kalori dan komposisi makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Baru kemudian diatur dengan pedoman kebiasaan makan sehari-hari.


Kesalahan dalam Diet
Sudah bersusah payah diet tapi berat badan malah naik lagi. Banyak orang yang sukses melakukan diet, tapi tak berapa lama kemudian berat badannya malah bertambah. Pasti ada kesalahan yang Anda perbuat hingga menyebabkan semua itu. Apa saja?

1. Diet dilakukan dengan drastis Studi sudah membuktikan bahwa seseorang yang melakukan diet instan, cepat atau drastis akan mengalami kenaikan berat badan lagi dengan cepat. Hal ini dikarenakan tubuh belum bisa beradaptasi dengan keadaan yang sekarang. Mengurangi asupan secara drastis hanya akan menimbun nafsu makan dan suatu saat bisa meledak.

2. Mengurangi karbohidrat tapi makan snack Mengurangi karbohidrat dalam diet belum cukup. Sebab, karbohidrat hanya berkontribusi sebanyak 16 kilojoule untuk tubuh. Yang harus diwaspadai adalah makanan-makanan kecil (snack) yang banyak mengandung gula, protein dan minyak. Orang yang berhasil diet biasanya merasa aman-aman saja kalau makan sesuatu dengan porsi kecil, padahal siapa tahu dalam porsi kecil itu terdapat gula atau lemak yang tinggi.

3. Konsumsi obat atau minuman pelangsing Bahan-bahan yang terdapat dalam produk pelangsing seperti Ephedra bisa sangat membahayakan tubuh. Meskipun dibilang dari bahan alami, tapi ternyata efeknya tidak baik untuk pencernaan dan ginjal karena memiliki sifat laksatif atau diuretik. Selain itu, jika menggunakan produk-produk pelangsing untuk diet, resiko kecanduan pun bisa terjadi sehingga ketika sudah tidak minum obat itu lagi berat badan menjadi bertambah lagi.

4. Depresi Keadaan emosi yang tidak stabil bisa meningkatkan nafsu makan seseorang dan melupakan bagaimana susah payahnya Anda menurunkan berat badan sebelumnya. Depresi membuat hormon serotonin yang mengatur pencernaan makanan menjadi menurun sangat drastis (drop). Hasilnya tubuh menjadi lemas dan tidak bertenaga, dan saat itu pula pikiran yang ada di otak adalah bagaimana caranya membangun tenaga untuk meningkatkan level serotonin. Akhirnya tubuh tergerak untuk lebih banyak makan karbohidrat, gula, kue dan cokelat.

5. Efek pengobatan Banyak obat dan tindakan medis yang menyebabkan berat badan kembali bertambah. Di antaranya mengkonsumsi pil hormon, orticosteroids, antidepressants and anxiolytics. Solusinya yaitu konsultasikan dengan dokter apakah ada obat lain yang bisa mengobati tanpa menambah berat badan. Namun jangan lupa olahraga agar badan tetap bergerak dan bisa membakar kalori lebih banyak jika berat badan kembali bertambah. (ila/net)

Tak Berhasil tanpa Olahraga
Memutuskan berdiet untuk menurunkan berat badan (BB) sebaiknya tidak buru-buru. Jangan asal diet, salah-salah berat badan malah naik lebih tinggi, atau terkena penyakit.

Ada beberapa parameter yang biasa dipakai untuk mengukur kelebihan berat badan. Cara yang paling sederhana adalah dengan mengukur ukuran lingkar pinggang. Ukuran lingkar pinggang normal perempuan adalah kurang dari 80 cm, sementara pria kurang dari 90 cm.

Ukuran pinggang yang lebih dari normal menggambarkan banyaknya lemak yang tertimbun di daerah perut. Lemak perut ini selain sangat tidak enak dipandang, juga cukup berbahaya, karena ia berada di dekat organ-organ internal, seperti hati dan usus.

Sehingga, lemak yang berlebihan itu bukan alat pasif untuk menyimpan kelebihan energi, melainkan mengeluarkan hormon tertentu yang bisa mempengaruhi berbagai hal. Antara lain orang menjadi resisten terhadap insulin.

Sel-sel tubuhnya tidak bereaksi dengan insulin yang dikeluarkannya sendiri. Akibatnya, gula darah jadi tinggi, kadang-kadang turun mendadak. Itu sebabnya, orang yang memiliki lingkar pinggang lebih dari normal berisiko mendapat penyakit lebih banyak. Kunci diet yang benar adalah jangka panjang dan berefek menyehatkan.

Ada dua cara menurunkan BB yang menyehatkan. Yang pertama adalah mengatur pola makan. Artinya intake (asupan) kalori yang masuk tidak berlebihan atau dibikin deficit. Konsep diet untuk menurunkan berat badan itu ditekankan pada frekuensi makan dan pilihan makanan sehat yang tidak membuat tubuh lebih melar dan menyimpan banyak lemak, jadi bukan dengan mengurangi nafsu makan.

Yang kedua adalah dengan aktivitas fisik. Kalau aktivitas fisik meningkat, maka kebutuhan energi akan tinggi, sementara intake kalori yang masuk sedikit, akhirnya timbul defisit kalori juga. Diet yang diiringi dengan olahraga akan mencapai hasil yang permanen dan tidak naik turun. Penurunan berat badan yang benar harus aman, tidak menyiksa badan, tetapi juga bukan sesuatu yang bersifat instan dan kilat karena diet itu merupakan gaya hidup sehat, bukan gaya hidup sesaat. Harus juga diingat, diet yang benar adalah untuk mengeliminasi lemak tubuh, bukan berkurangnya massa otot yang disebabkan cara diet yang serba cepat dan instan dan tanpa disertai olahraga.

Jadi prinsipnya harus mengatur pola makan sehat dengan asupan jumlah kalori dan nutrisi yang benar dan tepat. Bukan mengurangi jumlah makanan yang membuat tubuh kita menjadi lemas dan kehilangan mood sehingga tubuh malah akan memproduksi hormon stres (kortisol) dan radikal bebas yang lebih banyak.

Diet yang benar untuk menurunkan persentase lemak tubuh adalah dengan makan makanan sehat 5-6 kali sehari dengan porsi kecil-sedang (harus berhenti makan sebelum rasa kenyang tercapai).

Tujuan makan lebih sering dalam porsi yang lebih kecil adalah agar metabolisme tubuh menjadi lebih aktif sepanjang hari. Sedangkan kadar hormon insulin (hormon yang menginstruksikan tubuh untuk menyimpan cadangan energi dengan membentuk sel-sel lemak baru) di tubuh akan menjadi stabil, tidak naik turun secara drastis akibat jarang makan, sehingga tidak membuat tubuh cenderung menyimpan lemak. Banyak orang juga menganjurkan agar mengurangi jumlah makanan harian yang umumnya berupa pengurangan karbohidrat atau sering disebut diet rendah karbohidrat.

Nah, jika jumlah makanan dari sumber karbohidrat justru banyak dikurangi, maka tubuh sedikit demi sedikit akan menjadi lemas, kehilangan daya tahan dan kebugaran karena tidak adanya kecukupan nutrisi selama 24 jam.

Ketidakcukupan nutrisi juga akan menghambat tubuh memproduksi glutathione sebagai antioksidan alami terbaik untuk sistem kekebalan kita. Jadi yang benar itu kurangilah jumlah kalori makanan dan pilihlah makanan yang berindeks glikemik rendah-sedang, bukan mengurangi jumlah atau volume makanan harian kita.

Kita tetap bisa sering makan, tapi ganti menunya terutama makanan yang merupakan sumber karbohidrat. Pilih dan konsumsi menu yang sehat, berserat tinggi, berdaya serap lambat, mengenyangkan, mempercepat metabolisme tubuh dan sekaligus yang akan meningkatkan pembakaran lemak tubuh.

Bila harus berdiet agar bobot tubuh menurun, lakukan dengan cara yang benar dan ada baiknya di bawah pengawasan dokter. Melakukan diet sebenarnya tidak terlalu rumit tanpa harus menyiksa diri. (ila/net)
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SEHAT DENGAN DIET"

Posting Komentar

Dengan memasukan alamat email dibawah ini, berarti anda akan dapat kiriman artikel terbaru di inbox anda:

Delivered by FeedBurner